1.BAGAIMANAKAH KONDISI MASYARAKAT MEKAH SEBELUM LAHIR??...
kondisi kota mekah saat rosululloh belum datang
sangat memprihatinkan , sampai-sampai pada saat itu disebut dengan zaman
kebodohan.
sebutan
itu bukan disebabkan karena kebodohan tekhnologi, akan tetapi karena pada
zaman itu bangsa arab membangkang pada kebenaran.
pada saat itu juga mereka mempunyai
kebiasaan-kebiasaan yang menyimpang dari ajaran agama, antara lain adalah:
@. menyenbah selain ALLAH.
pada zaman itu orang arab
menyembah berhala, amr bin lubayi menyeru bangsa arab untuk menyembah berhala.
Ia juga membuat berhala terbesar dari batu aki merah yang diberi nama hubal,
dan ia meletakkan hubal disamping ka'bah.
selain hubal ada berhala lain, diantaranya
adalah latta, uzza,nailah, manaf, dll.
selain menyembah berhala
ada juga orang arab yang menyembah malaikat
mereka menganggap bahwa malaikat adalah anak
tuhan. ada juga diantara mereka yang menyembah alam, dan hal-hal ghoib.
@. membunuh anak perempuan yang lahir.
pada masa itu setiap anak
perempuan yang lahir akan di bunuh, karena dianggap akan membawa beban dan
tidak dapat dibanggakan.
@. percaya dengan takhayul.
@. berzina.
@. minum khomer, dll
2. MASA KANAK-KANAK ROSULULLAH...
Menurut
riwayat, setelah Muhammad dilahirkan disusui oleh ibunya hanya beberapa hari
saja, Tsuaibah menyusui 3 hari setelah itu oleh Abdul Munthalib disusukan
kepada Halimah Sa’diyah istri Haris dari kabilah Banu Saad.
Semenjak
kecil Muhammad memiliki keistimewaan yaitu badannya cepat besar, umur 5 bulan
sudah dapat berjalan dan umur 9 th sudah lancar berbicara serta umur 2 th sudah
menggembalakan kambing dan wajahnya memancarkan cahaya.
Muhammad
diasuh Halimah selama 6 th. Pada usia 4 th Muhammad didekati oleh malaikat
Jibril dan menelentangkannya lalu membelah dada dan mengeluarkan hati serta
segumpal darah dari dada nabi Muhammad SAW lalu Jibril mencucinya kemudian
menata kembali ke tempatnya dan Muhammad tetap dalam keadaan bugar.
Dengan
adanya peristiwa pembelahan dada itu, Halimah khawatir dan mengembalikan
Muhammad ke ibundanya. Pada usia 6 th nabi diajak Ibunya untuk berziarah ke
makam ayahnya di Yatsrib dengan perlalanan 500 km. Dalam perjalanan pulang ke
Makkah Aminah sakit dan akhirnya meninggal di Abwa yang terletak antara Makkah
dan Madinah.
Nabi
Muhammad lantas ditemani Ummu Aiman ke Makkah dan diantarkan ke tempat kakeknya
yaitu Abdul Munthalib. Sejak itu Nabi menjadi yatim piyatu tidak punya ayah dan
ibu. Abdul Munthalib sangat menyayangi cucunya ini (Muhammad) dan pada usia 8
th 2 bl 10 hari Abdul Munthalib wafat. Kemudian Nabi diasuh oleh pamannya yang
bernama Abu Thalib.
Abu
Thalib mengasuh menjaga nabi sampai umur lebih dari 40 th. Pada usia 12 th nabi
diajak Abu Thalib berdagang ke Syam. Di tengah perjalanan bertemu dengan
pendeta Bahira. Untuk keselamatan nabi Bahira meminta abu Thalib kembali ke
Makkah.
Ketika
Nabi berusia 15 th meletus perang Fijar antara kabilah Quraisy bersama Kinanah
dengan Qais Ailan. Nabi ikut bergabung dalam perang ini dengan mengumpulkan
anak-anak panah buat paman-paman beliau untuk dilemparkan kembali ke musuh.
Pada
masa remajanya Nabi Muhammad biasa menggembala Kambing dan pada usia 25 th
menjalankan barang dagangan milik Khadijah ke Syam. Nabi Muhammad SAW dipercaya
untuk berdagang dan ditemani oleh Maisyarah. Dalam berdagang nabi SAW jujur dan
amanah serta keuntungannya melimpah ruah.
Peristiwa
tentang cara dagangnya nabi SAW itu diceritakan Maisyarah ke Khadijah. Lantas
Khadijah tertarik dan mengutus Nufaisah Binti Mun-ya untuk menemui Nabi agar
mau menikah dengan Khadijah. Setelah itu Nabi memusyawarahkan kepada pamannya
dan disetujuinya akhirnya Khadijah menikah dengan Nabi Muhammad SAW dengan mas
kawin 20 ekor Onta Muda.
Usia
Khadijah waktu itu 40 th dan Nabi Muhammad SAW 25 th. Dalam perkawinannya Nabi
dianugerahi 6 putra-putri yaitu Qasim, Abdullah, Zainab, Ruqayah, Ummu Kulsum
dan Fatimah. Semua anak laki-laki nabi wafat waktu masih kecil dan anak
perempuannya yang masih hidup sampai nabi wafat adalah Fatimah
3. RASUL MENERIMA WAHYU PERTAMA....
Diriwayatkan
dari Aisyah, Ummul mukminin ra. dia berkata; Awal mula wahyu yang diturunkan
kepada Rasulullah saw. berupa mimpi yang benar. Ketika itu Rasulullah saw.
mendapatkan mimpi yang benar seterang cahaya pagi, kemudian beliau senang
berkhalwat (menyepi). Beliau berkhalwat di gua Hira untuk beribadah selama
beberapa malam sebelum beliau kembali kepada keluarganya. Rasulullah saw.
membawa perbekalan makanan untuk berkhalwat, lalu beliau pulang menemui
Khadijah untuk mengambil perbekalan lagi, sehingga ketika berada di dalam gua
Hira beliau tiba-tiba mendapat wahyu.
Beliau
didatangi malaikat yang mengakatan “Bacalah!” Rasulullah saw menjawab, “Aku
tidak bisa membaca”. Kata Rasulullah saw: “Lalu malaikat itu memelukku
keras-keras sehingga nafasku terasa sesak, kemudian dia melepaskanku, lalu dia
katakan lagi, “Bacalah!” Aku menjawab “Aku tidak bisa membaca”. Dia memelukku
lagi lagi (kedua kalinya) dengan keras sehingga nafasku terasa sesak, lalu dia
melepaskanku, kemudian dia membacakan, “Bacalah dengan nama Tuhanmu yang
menciptakan. Dia menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah! Tuhanmulah
yang maha pemurah”, (QS.Al-laq: 1-3)
Kemudian Rasulullah saw. pulang membawa wahyu dengan hati yang penuh ketakutan.
Beliau menemui Khadijah binti Khuwaylid ra. Kata beliau, “Selimutilah aku!
Selimutilah aku” Maka keluarga Nabi saw. menyelimutibeliau sehingga rasa takut
beliau hilang. Beliau ceritakan kepada Khadijah peristiwa yang telah beliau
alami. Kata beliau, “Aku takut akan terjadi sesuatu pada diriku”. Khadijah
menjawab. “Demi Allah, tidak akan terjadi apa-apa. Allah tidak akan membuatmu
hina, karena engkau selalu menyambung sanak kerabat, menolong fakir miskin,
menghormati tamu dan membantu orang-orang yang tertimpa musibah”.
Khadijah mengajak Nabi saw. pergi untuk menemui Waraqaoh bin Naufal bin Asad
bin Abdul ‘Uzza, sepupu Khadijah. Waraqoh adalah orang yang beragama Nasrani
pada masa Jahiliyah dan pernah menulis kitab Injil dalam bahasa Ibrani sebanyak
yang dikehendaki oleh Allah. Ketika itu Warakahsudah tua dan buta. Kata
Khajdijah, “Hai sepupuku! dengarlah kata sepupumu ini (Muhammad) ini!” Waraqah
bertanya kepada Nabi asw., “Hai sepupuku! Apa yang kau alamai, lalu Waraqah
mengatakan apa yang telah kau alamai, Rasulullah menuturkan kepada Waraqah apa
yang telah beliau alamai, lalu Waraqah mengatakan kepada beliau, “Dia itu
An-Namus (Jibril) yang juga telah diutus oleh Allah kepada Nabi Musa. Betapa
seandainya aku masih muda dan masih hidup ketika nanti kaummu mengusirmu!”
Rasulullah saw, bertanya, “Apakah mereka akan mengusirku?” Waraqah menjawab,
“Ya. Tidak ada laki-laki yang menyampaikan wahyu seperti yang kau bawa ini
melainkan akan dimusuhi. Seandainya aku masih hidup ketika nanti kau diusir niscaya
aku akan membelamu dengan segenap kemampuanku”.
Tidak lama kemudian Waraqah wafat dan wahyu pun tidak turun dalam beberapa
waktu.
(HR. Bukhari, hadits no.3)
4. TANGGAPAN MASYARAKAT
MEKAH TERHADAP DAKWAH ROSULULLAH...
Dakwah Islam yang dilakukan Rasulullah saw., baik secara
diam-diam maupun secara terbuka, mendapat (respon) yang beragam, ada yang
menerima dan banyak juga yang menolak. Sejumlah kecil mereka yang menerima
ajaran Islam adalah para sahabat dan keluarga dekat Rasulullah saw. meskipun
ada juga keluarga dekatnya yang menolak, misalnya Abu Lahab. Mereka yang
menerima berusaha secara bersama-sama menyebarkan ajaran di tengah-tengah
kehidupan masyarakat kota Mekkah. Sementara mereka yang menolak, berusaha
menghambat dan menghancurkan gerakan dakwah Islam.
Melalui pengaruhnya, Abu Bakar telah berhasil menarik simpati
kawan-kawannya untuk menerima Islam dan membela perjuangan Nabi Muhammad saw.
dalam menyebarkan ajaran Islam. Di antara mereka yang berhasil diajak masuk
Islam adalah Usman bin Affan, Zubair bin Awwam, Sa’ad bin Abi Waqash, Arqam bin
Abi al-Arqam, dan lain-lain. Dari peran serta mereka inilah kemudian agama
Islam tersebar dan menjadi agama yang dicintai masyarakat Arab.
Salah satu upaya untuk menyebarkan ajaran Islam kepada
masyarakat kota Mekkah adalah pengajaran agama yang dilakukan di rumah Arqam
bin Abi al-Arqam. Dari kegiatan pengajaran agama kepada sekelompok kecil
masyarakat Arab di kota Mekkah inilah nantinya Umar bin Khattab masuk Islam.
Meskipun bisa dikatakan bahwa masyarakat Arab di kota Mekkah ada
yang menerima ajaran Islam secara ikhlas, tapi pada umumnya masyarakat Arab
kota Mekkah menolak dan tidak menghendaki kehadiran Islam dan umat Islam di
kota tersebut. Hal ini dapat kita lihat dari berbagai penghinaan bahkan ancaman
pembunuhan yang ditujukan kepada Nabi Muhammad saw. dan para pengikutnya.
Dalam menghadapi tanggapan yang tidak menyenangkan ini,
Rasulullah saw. terus saja menyebarkan ajaran Islam, meskipun ia bertaruh nyawa
karena beliau berkeyakinan bahwa Islam merupakan agama yang paling benar yang
mengajak umatnya menuju keselamatan di dunia dan di akhirat. Beliau mengajarkan
bahwa hanya Allah yang wajib disembah, karena tiada Tuhan selain Allah dan
Muhammad saw adalah Rasulullah.
5. STRATEGI ROSULULLAH BERDAKWAH...
STRATEGI DAKWAH RASULULLAH SAW PERIODE MEKAH
1. Dakwah secara Sembunyi-sembunyi Selama 3-4 Tahun
Pada masa dakwah secara
sembunyi-sembunyi ini, Rasulullah SAW menyeru untuk masuk Islam, orang-orang
yang berada di lingkungan rumah tangganya sendiri dan kerabat serta sahabat
dekatnya. Mengenai orang-orang yang telah memenuhi seruan dakwah Rasulullah SAW
tersebut adalah: Khadijah binti Khuwailid (istri Rasulullah SAW, wafat tahun
ke-10 dari kenabian), Ali bin Abu Thalib (saudara sepupu Rasulullah SAW yang
tinggal serumah dengannya), Zaid bin Haritsah (anak angkat Rasulullah SAW), Abu
Bakar Ash-Shiddiq (sahabat dekat Rasulullah SAW) dan Ummu Aiman (pengasuh
Rasulullah SAW pada waktu kecil).
Abu Bakar Ash-Shiddiq juga berdakwah ajaran Islam sehingga ternyata beberapa orang kawan
dekatnya menyatakan diri masuk Islam, mereka adalah:
۞ Abdul Amar dari Bani Zuhrah
۞ Abu Ubaidah bin Jarrah dari
Bani Haris
۞ Utsman bin Affan
۞ Zubair bin Awam
۞ Sa’ad bin Abu Waqqas
۞ Thalhah bin Ubaidillah.
Orang-orang yang masuk Islam, pada masa dakwah secara sembunyi-sembunyi, yang
namanya sudah disebutkan d atas disebut Assabiqunal Awwalun (pemeluk Islam generasi awal).
2. Dakwah secara terang-terangan
Dakwah secara terang-terangan ini dimulai sejak
tahun ke-4 dari kenabian, yakni setelah turunnya wahyu yang berisi perintah
Allah SWT agar dakwah itu dilaksanakan secara terang-terangan. Wahyu tersebut
berupa ayat Al-Qur’an Surah 26: 214-216.
Tahap-tahap dakwah Rasulullah SAW secara terang-terangan ini antara lain sebaga
berikut:
- Mengundang kaum kerabat
keturunan dari Bani Hasyim, untuk menghadiri jamuan makan dan mengajak
agar masuk Islam. Walau banyak yang belum menerima agama Islam, ada 3
orang kerabat dari kalangan Bani Hasyim yang sudah masuk Islam, tetapi
merahasiakannya. Mereka adalah Ali bin Abu Thalib, Ja’far bin Abu Thalib,
dan Zaid bin Haritsah.
- Rasulullah SAW mengumpulkan
para penduduk kota Mekah, terutama yang berada dan bertempat tinggal di
sekitar Ka’bah untuk berkumpul di Bukit Shafa.
Pada periode dakwah secara terang-terangan ini
juga telah menyatakan diri masuk Islam dari kalangan kaum kafir Quraisy, yaitu:
Hamzah bin Abdul Muthalib (paman Nabi SAW) dan Umar bin Khattab. Hamzah bin
Abdul Muthalib masuk Islam pada tahun ke-6 dari kenabian, sedangkan Umar bin
Khattab (581-644 M).
Rasulullah SAW menyampaikan seruan dakwahnya kepada para penduduk di luar kota
Mekah. Sejarah mencatat bahwa penduduk di luar kota Mekah yang masuk Islam
antara lain:
۞ Abu Zar Al-Giffari, seorang
tokoh dari kaum Giffar.
۞ Tufail bin Amr Ad-Dausi,
seorang penyair terpandang dari kaum Daus.
۞ Dakwah Rasulullah SAW
terhadap penduduk Yastrib (Madinah). Gelombang pertama tahun 620 M, telah masuk
Islam dari suku Aus dan Khazraj sebanyak 6 orang. Gelombang kedua tahun 621 M,
sebanyak 13 orang, dan pada gelombang ketiga tahun berikutnya lebih banyak
lagi. Diantaranya Abu Jabir Abdullah bin Amr, pimpinan kaum Salamah.
Pertemuan umat Islam Yatsrib dengan Rasulullah SAW pada gelombang ketiga ini,
terjadi pada tahun ke-13 dari kenabian dan menghasilkan Bai’atul Aqabah. Isi Bai’atul Aqabah tersebut merupakan pernyataan umat Islam Yatsrib bahwa mereka akan
melindungi dan membela Rasulullah SAW. Selain itu, mereka memohon kepada
Rasulullah SAW dan para pengikutnya agar berhijrah ke Yatsrib.
Bagian terpenting yang menjadi fokus dakwah
Rasulullah saw. Periode Mekah dapat dilihat antara lain sebagai berikut.
1. Memperbaiki akhlak masyarakat Mekah yang
mengalami dekadensi moral, seperti tumbuh suburnya kebiasaan berjudi, minum
Khamer, dan berzina.
2. Memperbaiki dan meluruskan cara menyembah
Tuhan. Agama berhala menyembah patung-patung. Rasulullah saw. Mengajak untuk
beralih pada Islam yang hanya menyembah kepada Allah, Tuhan yang Maha Esa serta
menjauhi sikap musyrik.
3. Menegakkan ajaran Islam tentang persamaan
hak dan derajat di antara manusia. Firman Allah swt. Sebagai berikut.
4. Mengubah kebiasaan bertaklid kepada nenek
moyang dan meluruskan segala adat- istiadat, kepercayaan dan upacara-upacara
keagamaan.
5. Nabi Muhammad saw. berdakwah dengan sabar,
ikhlas, dan tegas di antaranya dengan tidak memaksakan kehendak dan lemah
lembut.